Jumat, 13 Juni 2014

Deteksi Sensor pada Stopwatch dengan Photodioda

 1.      LATAR BELAKANG 
            Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan sesuatu yang dapat mengukur lama atau biasa disebut alat pengukur waktu untuk menghitung waktu yang berjalan selama kegiatan yang kita lakukan, misalnya dengan menggunakan arloji atau jam. Alat pengukur waktu lain yang dapat digunakan adalah stopwatch. Keberadaan alat pengukur waktu sangatlah berperan penting sebab segala sesuatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan manusia akan dihitung lamanya sehingga dapat memperkirakan aktifitas atau kegiatan lain yang akan dilakukan atau dapat menjadi tolok ukur kegiatan manusia itu sendiri. Banyaknya alat pengukur waktu membuat manusia lebih mudah untuk mengelola aktifitas atau kegiatannya.
Stopwatch adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik. Dalam sebuah stopwatch membutuhkan program untuk mengendalikan kerja dari perhitungan waktu, baik untuk perhitungan jam, menit maupun detiknya. Aplikasi yang biasa digunakan untuk pemrograman itu sendiri diantanya adalah dengan menggunakan CV AVR dengan bahasa C. Dari latar belakang itulah, kami membuat rangkaian deteksi sensor untuk lebih dapat mengetahui bagaimana cara kerja deteksi sensor dalam interface dengan At-Mega 16 dengan bahasa C.

      2.      TUJUAN PEMBUATAN ALAT 
  • Mengetahui sistem kerja interface LCD 8 bit
  • Mengetahui sistem kerja sensor photo dioda
  • Mengetahui bagaimana agar dapat menghubungkan interface saling berintegrasi.
 
      3.      DASAR TEORI
Photo Dioda
Prinsip kerja dari sensor photodioda ini apabila  menerima cahaya konduktifitasnya semakin baik dan apabila mengenai garis putih maka cahaya akan dipancarkan, jika mengenai warna hitam maka cahaya akan diserap. Sifat dari photodioda adalah jika semakin banyak cahaya yang diterima, maka nilai resistansi diodanya semakin kecil. Dengan melakukan sedikit modifikasi, yaitu mengunakan rangkaian resistor pembagi tegangan maka besaran resistansi tersebut dapat diubah menjadi tegangan. Sehingga jika sensor berada diatas garis hitam, maka tegangan keluaran sensor akan kecil, demikian pula sebaliknya. Pada pengunaan  sensor  cahaya  biasanya  menggunakan dua metode pembacaan sensor yaitu  dengan  Komparator  dan  ADC (Analog to  Digital  Converter).
 
      4.      DESAIN RANCANGAN 
             1.      Desain box
·  Desain box bagian bawah

 
Gambar 3. Sketsa box bagian bawah
·      Desain box bagian atas
                                                     
                                                                  Gambar 4. Sketsa box bagian atas
Dapat dilihat pada gambar desain box bagian atas terdapat alas yang berwarna hijau,  alas tersebut dapat ditempeli dengan kain flanel berwarna hijau dengan maksud sebagai ilustrasi dari sebuah lapangan. 
·      Desain penempatan sensor                     
                       
Gambar 4. Desain perancangan tiang tempat sensor

2.      Desain Rangkaian Detek Sensor Pada Stopwatch  
       - Skema rangkaian dengan Proteus                                               
              
Gambar 5. Skema rangkaian pada isis
                  - Layout rangkaian                                                             
Gambar 6. Layout rangkaian pada PCB

           5.      ALAT DAN BAHAN
                 a.      Alat                
·      Gunting                             
·      Cutter
·      Lem tembak
·      Penggaris
·      Solder
·      Tenol
·      Tool Set
·      Atraktor
·      Amplas
·      Setrika

               b.      Bahan
·      Plat besi                               secukupnya
·      PCB fiber                            1 buat
·      Kapasitor 1nF                     1 buah
·      Kapasitor 0,1 µF                 1 buah
·      Kapasitor 22 pF                  2 buah
·      Resistor 10 KΩ                   8 buah
·      Resistor 100 Ω                    1 buah
·      Trimpot 50 KΩ                   3 buah
·      IC AtMega16                      1 buah
·      Socket IC                            1 buah
·      Socket DC                          1 buah
·      Led putih                            2 buah
·      Led biru                              2 buah
·      Photo diode                        2 buah
·      Kristal 16.000 Mhz            1 buah
·      Kertas karton                      secukupnya
·      Kain flanel                          secukupnya
·      Kabel jumper                      secukupnya

       6.      LANGKAH PEMBUATAN
        a.      Alas 
1.     Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 
2. Memotong kertas karton sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain rancangan.
3.    Memotong kain flanel sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain rancangan. Kain flanel digunakan sebagai ilustrasi lapangan untuk pelari.
4.   Memotong plat besi sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain. Plat besi digunakan sebagai kaki untuk tempat sensor photo dioda
5.      Menempelkan kain flanel diatas kertas karton yang sudah di design.

b.      Rangkaian
1.    Membuat skema rangkaian stopwatch
2.    Membuat Layout rangkaian stopwatch
3.    Membuat hardware rangkaian stopwatch
4.    Membuat program untuk rangkaian stopwatch dengan CV-AVR
5.    Menguji rangkaian.
6.    Rangkaian siap disimulasikan.

7.        FLOWCHART
 
Gambar 7. Flowchart deteksi sensor

   8.  PROGRAM                
 
Gambar 8. Program deteksi sensor dengan CV AVR

9.        PENGUJIAN
        Berikut gambar pengujian deteksi sensor pada stopwatch :
           Gambar 9. Skema rangkaian sebelum di jalankan
                                                          Gambar 10. Rangkaian setelah dijalankan

Dapat dilihat pada rangkaian diatas terdapat tiga rangkaian dasar yaitu  rangkaian deteksi sensor yang dibangun dari rangkaian pembagi tegangan, rangkaian reset, dan rangkaian sensor yang terdiri dari 2 saklar sebagai simbol dari 2 sensor photodioda. Digunakan LCD sebagai interface untuk menampilkan hasil dari perhitungan timer. Cara kerja dari rangkaian deteksi sensor ini adalah sensor photodioda akan mendeteksi selama tiga kali untuk mendapatkan hasil perhitungan dari timer. Sensor 1 (saklar 1) sebagai pemicu untuk mulai mengaktifkan kerja rangkain, apabila saklar ditekan (on) maka timer akan mulai menghitung dari kondisi 00 : 00 : 00 : 00 (isyarat START pada tampilan LCD), led indikator pada rangkaian sensor 1 akan menyala menandakan sensor photodioada pertama telah aktif. Sensor ke-2 akan aktif secara bersamaan setelah sensor pertama aktif, setelah ditekan secara berurutan sebanyak 3 kali ( permisalan pelari telah melewati 3 lap ) maka timer akan berhenti (isyarat STOP pada LCD). Pada rangkain sensor pembagi tegangan terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur kecerahan dari nyala led indikator. Kecerahan led indikator dapat diatur dengan menambah atau mengurangi hambatan melalui potensiometer tersebut. Untuk mengembalikan program ke kondisi semula dengan cara menekan saklar reset pada rangkain reset.
 Gambar 11. Hasil simulasi projek setelah selesai perancangan

  10.  KESIMPULAN

Pada aplikasi LCD pada RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.
Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.
Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.